Pernahkah anda kecewa?
Sering? Pernah? Tidak pernah? Tidak sadar kalau itu kecewa?
Kecewa hadir ketika kenyataan tidak sesuai keinginan, yang didapat
tidak sesuai yang diminta.Kecewa suatu hal yang manusiawi, hanya
bagaimana sikap kita menanggapinya.
Sayidina Ali r.a. pernah berkata “Aku meminta sesuatu kepada Allah,
jika Allah memberinya kepadaku, aku gembira sekali saja. Namun jika
Allah tidak memberinya padaku, aku gembira sepuluh kali lipat. Sebab
yang pertama adalah pilihanku dan yang kedua adalah pilihan Allah.”
Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita menerima semua kenyataan sebagai
ketentuan Allah? Sudahkah kita menerima semua yg didapat sebagai yang
terbaik yang Allah berikan kepada kita?
Dimana sikap kita terhadap apa yg kita miliki, apa yg kita dapatkan
dan apa yg menimpa kita dapat membawa kita kepada dua akibat. Ya… satu
sebab dapat mengakibatkan dua akibat, tergantung cara kita menyikapinya.
Saya teringat pada sebuah cerita Film. Dimana ada seorang tokoh yang
taat pada Agama dan Tuhannya, begitu taatnya hingga dia rela pergi
berperang untuk membela agamanya.
Namun sekembalinya dari perang didapati sang istri tercinta sudah
meninggal, dibunuh oleh musuhnya. Kemudian sang tokoh menghujat Tuhan,
Tuhan dianggap tidak membalas apa yang telah dilakukannya dalam membela
agamanya, Tuhan tidak dapat menjaga sang istri.
Rasa kecewa pada Tuhan, yang membalas perjuangannya dengan kematian
sang istri. Lalu sang tokoh mengikrarkan diri sebagai seorang anti
Tuhan.
Cerita diatas adalah bagaimana kekecewaan yang menjerumuskan
seseorang kepada keburukan. Lain halnya jika kita baca kisah Nabi Ayub
A.S
Seorang Nabi yang jelas kecintaannya, perjuangan hidupnya pada Allah
S.W.T tidak diragukan lagi. Tetapi ketika suatu waktu Nabi Ayub
diberikan ujian oleh Allah dengan suatu penyakit, beliau tetap bersabar.
Bahkan ketika sang istri meminta Nabi Ayub untuk berdo’a meminta
kesembuhan, Nabi Ayub mengatakan malu untuk meminta kepada Allah karena
selama ini lebih banyak sehat daripada sakitnya.
Bagaimana sikap kita dalam menghadapi kekecewaan? Apakah kekecewaan
membuat kita menyalahkan takdir? Menyalahkan Allah? Atau mengintrospeksi
diri dan menambah keimanan kita terhadap Allah?
Sudahkah kita mengkomparasi kekecewaan dengan nikmat yang diberikan?
Sudahkah kita mengkomparasi banyaknya yang kita minta dan tidak diberi
dengan apa yang tidak kita minta tapi terus kita dapatkan?
Semoga kita dapat terus memperbaiki diri dalam menyikapi kekecewaan, Aamiin… (ar)
sumur : http://kampungqurancikarang.com
Me-manage Rasa Kecewa
Senin, Maret 30, 2015
/