Judul lagu yang dibawakan adalah “Ojo
Ngece” pada waktu itu. Dalam Bahasa Indonesia berarti “Jangan Menghina”.
Bagi yang paham Bahasa Jawa, sekilas jika mendengar kata tersebut maka
sudah barang tentu berisi petuah yang mengajak pendengar untuk tidak
saling mengejek/menghina. Nada yang dihasilkan dari lagu tersebut adalah
pop-rap-JawaHipHop karena diiringi oleh suara alunan gitar, kencrung,
dan tabung pipa yang bisa ditabuh.
Yang saya suka dari lagu ini yaitu
keindahan liriknya yang ditulis dengan disisipi parikan Jawa (pantun
Jawa). Berikut lirik dan penjelasan yang saya peroleh ketika
mendengarkan lagu tersebut.
Ojo ngece karo wong ora nduwe
Rojo brono yen mati ora digowo
Bebasan urip mung mampir ngombe
Ngono kui jare bini sepuh kae
Bait ini mengandung maksud bahwa sebagai
manusia yang memiliki rasa toleransi, janganlah menghina kepada orang
yang tidak punya (serba kekurangan). Karena pada dasarnya
keburukan/kejelekan seseorang itu ketika meninggal tidak akan dibawa
sebagai amalan. Kita tentu tahu jika kehidupan di dunia hanya sementara,
sedangkan di akhirat adalah kekal. Petuah tersebut seringkali kita
dapati dari perkataan bijak orang tua kita, termasuk guru-guru kita.
Maka dari itu, marilah kita bersama saling menghargai kepada semua
orang, siapapun itu, seburuk apa pun mereka.
Numpak sepur asep’e metu nduwur
Tiwas ajur mumur yen awak ora diatur
Nek numpak motor asep’e metu ngisor
Urip neng alam ndonyo kudu sugih andhap asor
Bait ini mengajak kita untuk selalu
menata diri, baik untuk diri sendiri maupun dalam pergaulan. Menata diri
yang dimaksud adalah bisa menempatkan diri di mana pun kita berada. Ada
saatnya kita menahan ego kita, tetapi ada juga saatnya kita melepas ego
kita. Perasaan dan temperamen orang berbeda-beda, maka akan lebih baik
jika kita saling pengertian (andhap asor). Ibaratnya jika kita ingin
dihormati dan dimengerti orang lain, mulailah dari diri sendiri.
Nek numpak becak asepe metu tengah
Ojo ngguyu ngakak yen urip lagi kepenak
Nek numpak andong asep e metu bokong
Ojo banter-banter ngko mundak koyo grandong
Bait ini mengungkapkan makna kepada kita
semua untuk tidak bersikap sombong ketika sedang mendapatkan
kebahagiaan/nikmat. Berbagilah kepada mereka yang sedang ditimpa
musibah/kekurangan. Janganlah menganggap remeh mereka yang memiliki
keterbatasan. Bukankah kita hidup agar bisa diterima semua orang dan
bukan jadi sosok yang ditakuti seperti ‘grandong’?
Dadi wong ojo rumongso biso
Nanging uwong sing biso rumongso
Wong sik becik sing keno kebecikane
Mulo kui jarene simbahku dewe
Bait ini memberi pelajaran kepada kita
sekalian bahwa jadilah manusia yang tidak sok tahu, tetapi berusaha
untuk tahu sesuatu yang benar-benar tidak diketahui. Tentu seringkali
kita mendapati kesan seseorang yang bertindak sok tahu, namun pada
akhirnya dia membuat kesalahan yang fatal. Melihat itu semua, maka akan
lebih baik jika kita bertindak baik dan jujur. Kebaikan dan kejujuran
seseorang itulah yang akan membangun citra seseorang yang ‘sok tahu’ dan
‘benar-benar tahu’.
Rujak nanas pantes’e wadahi gelas
Tiwas adem panas sik digagas ora waras
Nek rujak dondong pantese wadahi lodong
Ojo plenggang plenggong mengko mundak koyo grandong
Bait di atas mempunyai makna bahwa
sebagai manusia yang bijak, janganlah kita plin plan dalam menilai suatu
hal. Pikirkan baik-baik keputusan kita dengan memandang perasaan orang
lain. Membuat orang lain tak enak hati bukanlah pilihan yang tepat jika
kita masih benar-benar menggunakan akal sehat (waras). Orang yang plin
plan disini diibaratkan seperti ‘grandong’ yang mempunyai penampilan
serba tidak jelas.
nek rujak mayit lalapane rumah sakit
bingung golek duit ngurusi barang gejepit
Bait di atas merupakan bagian reff dari
lagu ‘Ojo Ngece’ ini, memberikan nasehat kepada pendengar bahwa
orang-orang yang tidak punya pekerjaan terpaksa harus menjual
barang-barang bekas. Kita yang sudah mempunyai pekerjaan dengan gaji
yang sedikit saja, terkadang lupa bersyukur. Lihatlah mereka yang masih
belum diberi kesempatan untuk bekerja, yang mana harus menghidupi
penghidupannya sekarang dan kelak.
Dadio wong sing becik
Ojo do sirik
Opo opo marai mangkel
Mengko, malah koe dadi nggrundel
Tiwas ngalah malah podo ngeyel
Bait di atas memberi pelajaran kita
semua agar selalu menjadi orang yang baik dan berprasangka baik. Pantang
menjadi orang yang syirik dan membuat kesal orang lain, agar terhindar
dari perasaan dengki dan dendam. Hidup pastilah tak akan nyaman jika
perasaan kita terus menerus dibayangi kekecewaan. Ingat, semua pasti ada
jalan keluarnya, selesaikan dengan perlahan-lahan dengan saling
mengalah. Keterbukaan hati dan pikiran akan mencairkan hati yang
bergejolak.
Mulane kowe manuto wong tuo
Ojo pisan pisan koe neko-neko
Jaman saiki sithik-sithik metu ragat
Urip’e ora tentrem malah kowe dadi jepat
Bait di atas berisi pembelajaran yang
seringkali diberikan oleh orang tua kita. Selalu menurut kepada
perkataan dan kehendak orang tua, menyikapi segalanya dengan bijak,
serta tidak bertingkah yang dapat mengecewakan orang tua. Terlebih bagi
kita yang statusnya masih menjadi anak asuh, dimana semua kebutuhannya
orang tua kitalah yang menanggung. Semua membutuhkan modal yang
diperoleh dari kerja keras orang tua. Jangan sampai hidup kita tidak
bahagia hanya karena perbuatan konyol yang seharusnya tidak kita
lakukan.
Mulakno mulakno, rasah do ngeyel
Tuwo-tuwo le ngandani angel
Bola bali bola bali kowe nglarani ati
Wong tuwomu kegowo ati
Ngalor ngidul ngulon wetan
Aku wis kenthir
Ora iso mikir
Kiwo kiwo
Kluer kluer
Bait di atas sejatinya ditujukan untuk
mereka yang sudah keterlaluan telah mengecewakan orang tuanya. Ingatlah,
jika kita durhaka kepada orang tua, keburukannya akan kembali kepada
kita sendiri. Orang tua tentu tidak akan terima jika anaknya melakukan
perbuatan yang mencemari nama orang tuanya. Orang tua yang telah
menghidupi, mendidik, dan mengayomi kita dari lahir hingga sekarang
seakan tidak berguna. Padahal, seburuk apapun anak seseorang, orang tua
pasti tak akan pernah melupakannya. Semua beban batin akan selalu
ditanggung sehidup semati. Marilah kita perbaiki cara berpikir dan sikap
kita dalam memahami perasaan orang tua kita.
Semoga tulisan-tulisan di atas bisa
menginspirasi kita semua. Tidak ada yang tidak baik sejauh kita bisa
memahami lingkungan sekitar kita dengan berbaik sangka (positive
thinking). :cendol