“1001 Falsafah Jawa dalam Kehidupan” Bag. 9 (Selesai)
Oleh: Nata Warga
121. “Pra Linangkung Muwah Among Tani, Ingkang Andhap Asor,
Ingesoran Sasolah Bawane” = Orang besar bahkan petani sekalipun yang
bersifat randah hati, semuanya terungguli dalam segala tingkah laku.
122. “Ra- Rasa Ingsun handulusih” = Rasa cinta sejati muncul dari cinta kasih nurani (bagi yang sadar).
123. “Aja Kurang Pamariksanira Lan Den Agung Pangapunira” =
Jangan sampai anda tidak peduli dan berjiwalah besar untuk mengampuni.
124. “Aja Sira Deksura, Ngaku Pinter Tinimbang Sejene” = Janganlah Congkak, merasa lebih pintar daripada yang lainnya.
125. “Wa- Wujud Hana Tan Keno Kinira” = Ilmu manusia hanya terbatas, namun implikasinya bisa tanpa batas.
126. “Urip Rukun, Aja Gawe Pati Lan Larane Liyan” = Hiduplah akur, jangan melakukan hal yang menyebabkan penderitaan dan binasanya sesama.
127. “Yen Arep Weruh Trahing Ngaluhur, Titiken Alusing
Tingkah-Laku Budi Basane” = Yang memiliki tradisi berbudi luhur, akan
terlihat dari kehalusan tingkah laku, budi pekerti dan bahasanya.
128. “Ya: Yakin Marang Samubarang Tumindak Kang Dumadi” = Yakin atas titah~kodrat ilahi (hukum keilahian).
129. “Girilusi Jalma Tan Kena Ing Ngina” = Diatas langit
masih ada langit (jangan berhenti, apalagi sombong merasa sudah
dipuncak/sampai).
130. “Tha- Tukul Saka Niat” = Segala hal harus dimulai dari niatan (Kemauan)
131. “Darbe Kawruh Ora Ditangkarake, Bareng Mati Tanpa
Tilas” = Memiliki pengertian benar jika tidak dikembangkan, saat mati
tidak berbekas.
132. “Ka- Karsaningsun Memayuhayuning Bawana” = Kemauan diarahkan untuk kesejahteraan alam.
133. “Kawruh Iku Gengem Dinegem Dadi, Ing Gelar Sak Jagad Ora
Muat” = Pengertian benar itu digenggam ya bisa, namum kalau digelar
sejagad pun tidak muat.
134. “La- Lir Handaya Paseban Jati” = Mengalirkan hidup semata pada tuntunan Ilahi.
135. “Ngati Ati Milih Laku, Lakum Gawa Nasibmu” =
Hati-hatilah bertingkah laku, karena tingkah lakumu menentukan nasibmu
sendiri.
136. “Weruh Rosing Rasa Kang Rinuruh, Lumenketing Angga
Anggere Padha Marsudi Kana-Kene Kahanane Nora Beda” = Ngerti rasa sejati
yang ada dalam manusia, jika dicari dengan sungguh akan ketemu, dimana
saja tempatnya sama.
137. “Durung Punjul Kasusu Kaselak Jujul, Kaseselan Hawa,
Cupet Kapepetan Pamrih, Tangeh Nedya Anggambuh Mring Hyang Wisesa” =
Belumpun mampu, ingin terlihat pandai, didorong hawa nafsu berakibat
pikiran sempit, hanya karena ingin disanjung, yang seperti ini tidak
akan mungkin dekat dengan Sang Semesta.
138. “Nga- Ngracut Busananing Manungso” = Melepasakan egoisme manusia.
139. “Sehebat-hebatnya atau sesakti-saktinya, akan terkalahkan dengan berbuat baik/kebenaran yang secukup-nya”
Inilah inti dari semua falsafah yang telah dibagi…
Para Saudara dan Kadang semua..
Falsafah ini adalah penutup dari topik 1001 Falsafah Jawa, masih banyak
sekali falsafah luhur yang ada, baik sudah ada sejak dulu maupun olah
baru dari para linuwih..
Topik yang akan saya bagikan berikutnya adalah “85 Tips meditasi”
yang ada di Gantharwa, semoga memberikan manfaat dan bisa menambah
wacana..
Berkah Dalem Gusti.
Salam Sejati
sumur : https://gantharwa.wordpress.com/2013/08/12/1001-falsafah-jawa-dalam-kehidupan-bag-9-selesai/
1001 Falsafah Jawa dalam Kehidupan Bag. 9 (Selesai)
Selasa, Juni 23, 2015
/