Minggu, 21 Juni 2015

Belum kutemukan diriku sendiri catatan 22 Juni 2015

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEdO_U-yNDrA7THZT2725hboaQiJiBb2cHfsZ3AKTBHFLrUDWpaBfNyvNZKM383Why9xBL6XunKsjHgGJymY2efsVLJbOCrAD-wuNnhtjBqVxCAo9zvJMab6dV0B-nrMTlhiLXhEogxfnD/s1600/user-icon.jpgbukan ini . .bukan itu . .
bukan kami . .
bukan mereka,tapi sebagian ini,sebagian lagi itu,kami dan beberapa bagian dari mereka

aku ditipu oleh pekat hatiku
aku dibodohi oleh kabut akal yang mulai runtuh dari otakku
sehingga aku tak mengenali diriku sendiri
aku kehilangan diriku :(

untung saja kepalaku tak meledak
hatiku tak hancur lebur
jasadku tak gila meski menggila

ruh-ku entah kemana berkelana
tapi jasadku disini

akankah
aku padukan lagi jasad dan ruh ku . . .?
akal hati dan fikiranku . .?

akankah aku rasakan kedamaian kembali semesta . .?
akankah puasa ini menemukan hari rayanya . .?
atau jungkir balik ini menemukan kedamaianya . .?

dan kemana lagi aku harus biyayakan  . .?
seperti sudah kelelahan dalam pengembaraan jiwa raga
tapi kutemukan hanya ruang hampa tanpa tepi

mata ini sudah terlalu tajam untuk melihat keluguan dari kedamaian
sudah terlalu dalam untuk menggali mengerti isi pandang
atau sudah terlalu sayu karena kelelahan

tak kutemukan siapa siapa dalam kelanaku
yang kutemui hanya mereka mereka yang sepertiku
kehampaan sorot mata bersama luka di  pundaknya
ku hampiri dia,
ku obati ia
aku gendong dan kusembuhkan
setelah sembuh dari lukanya
dia tusuk pundakku dengan belati tajamnya
tapi mengucur darahnya sendiri
ku hampiri dia,
ku obati ia
aku gendong dan kusembuhkan lagi dan lagi

tak kutemukan apa apa dalam jurang dalam ini
semak belukar dan duri tajam menyakitkan
menggelikan akal dan pikiran
yang kemudian aku fahami dengan perlahan

Bahwa mungkin topeng pengembaraan
topeng keacuhan
topeng ketidak pedulian ini masih harus aku kenakan
puasa ini masih harus aku lanjutkan
Membungkus butir air mata yang mengucur dipipi

tapi sampai kapan . .?
Surya tajam dari timur akan terbit
mungkinkah ini malam . .?
atau aku berada dibawah tempurung kenistaan


" Duh Gusti mugi paringo ing margi kaleresan
kados margine manungso kang manggih kanikmatan
sanes margine manungso kang Paduko laknati "

 Duh Gusti
jadikanlah aku kekasih-MU :)


"Satrio Pinandito Sinisihan Wahyu"