lunging gadung mrambat krambil gading/
gegondel witing roso pangroso/
nyancang jadi wasanane/
naik pada perasaan, hanya untuk menuju impianMbrebes mili banyu saking langit/
seperti akar ubi merangkak naik pohon kelapa
hanya dipandu oleh pohon perasaan
pada akhirnya terkait dengan jatidiri yang sebenarnya
tibeng kedung lumembak ing pangkon/
anut nyemplung lelakon ngaurip/
cumemplong roso atiku/
air mata menetes dari langitCandrane wong nglangi/
jatuh ke danau beriak di pangkuanku
terjun ke dalam cerita hidup
tenggelam dalam lega hatiku
ing tlogo Nirmolo/
Candrane kumambang/
ing sendang Sumolo/
seperti orang berenangSolan salin slagane manungso/
di Danau Nirmolo yang suci
seperti orang mengambang
di Danau Sumolo yang suci
empan papan sasolah-bawane/
esuk sore rino sawengine/
ajur-ajer ‘njing kahanan/
mengubah topeng dan bentuk manusiatan lyan gegondelan/
tergantung di mana mereka berada
pagi siang sore dan malam
mengubah penampilan sesuai penonton
tarlen mung wit krambil gading/
apa-apa untuk bersandar, tidak ada panduan
kecuali pohon hatimu
sumur : https://pamujiku.wordpress.com/2013/08/01/murah-ingsun/